MEWUJUDKAN TIM KERJA YANG ANDAL
Transformasi sistem kerja saat ini menekankan pada kerja tim yang berorientasi kepada hasil kerja melalui sistem kerja yang kolaboratif dan dinamis. Sistem kerja tersebut diatur dalam Peraturan Menteri PANRB No. 7/2022 tentang Sistem Kerja Pada Instansi Pemerintah untuk Penyederhanaan Birokrasi. Dengan adanya penyesuaian sistem kerja baru yang diharapkan pelaksanaan tugas dilakukan dalam suatu sistem kerja dengan mengedepankan kompetensi, keahlian dan keterampilan setiap anggota tim.
Pengoptimalan dalam pemanfaatan sumberdaya manusia pada sebuah tim akan menjadi hal penting guna menyelesaikan tugas secara lebih efektif dan efisien. Tentunya bekerja dalam suatu tim membutuhkan kemampuan kerjasama yang baik antar anggotanya. Pengertian tim kerja itu sendiri sebagai suatu proses, kelompok kerja atau work team, menurut Robbins (2004) adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang saling mempengaruhi dan saling tergantung yang datang bersama-sama untuk mencapai sasaran tertentu.
Sedangkan menurut David W Johnson & Frank P.Johnson, work team adalah sekumpulan interaksi interpersonal yang terstruktur untuk (1) memaksimalkan keahlian dan kesuksesan anggota dalam pekerjaannya dan (2) mengkoordinasikan dan menyatukan usaha tiap anggota ke anggota yang lain dalam tim. Pemahaman tim terhadap tugas dan tanggung jawab masing-masing akan membantu dalam pelaksanaan kerja sama tim secara sinergi.
Tim Kerja Unggul
Tim terbaik meliputi orang-orang yang memiliki berbagai peran dalam tim. Peran tim adalah salah satu aspek keberagaman tim yang melengkapi keberagaman lain seperti gender, budaya dan bahasa. Ciri-ciri tim kerja itu sendiri menurut Robbins diantaranya adalah mempunyai tujuan kinerja bersama/kolektif, bersinergi positif serta bertanggung jawab secara individu maupun bersama, dan setiap anggota mempunyai keahlian yang saling melengkapi.
Terdapat penelitian yang menyatakan bahwa tim yang terdiri dari beragam atau heterogen latar belakang dapat menunjukkan performance lebih baik dari tim yang berlatar belakang homogen, sejauh bagaimana keberagaman tersebut dapat bersinergi dengan baik.
Beberapa jenis-jenis tim kerja menurut Robbins yaitu:
- Problem solving teams: yaitu kelompok 5 sampai 12 orang yang berasal dari unit kerja yang sama, yang bertemu untuk beberapa jam setiap minggunya untuk mendiskusikan cara-cara meningkatkan kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja.
- Self-Managed work teams: yaitu kelompok dari 10 sampai 15 orang yang bertanggung jawab kepada supervisor / pengawas mereka
- Cross Functional teams: yaitu pegawai yang berasal dari tingkat hirarki yang sama tetapi dari area kerja yang berbeda, berkumpul bersama untuk menyelesaikan tugas atau proyek.
- Virtual teams: yaitu tim yang menggunakan teknologi komputer untuk terikat bersama secara fisik setiap anggotanya yang terpisah-pisah, yang bertujuan untuk mencapai tujuan bersama.
Tim kerja yang sukses tercermin ketika antar tim dapat bersinergi dalam berbagai perbedaan. Karena dengan kepribadian, watak, sifat maupun cara penyampaian komunikasi atau ide yang berbeda antar anggota tim, disitulah akan ditemukan kerja tim yang andal. Sebagaimana Tarricone & Luca (2002) dalam studi kasusnya tentang kerja sama tim yang sukses, tim yang efektif dapat secara akurat didefinisikan sebagai tim yang bergantung pada sinergitas di antara semua anggota tim guna menciptakan suasana bekerja masing-masing anggota tim, bersedia berkontribusi dan berpartisipasi untuk mewujudkan dan membina lingkungan tim yang positif dan efektif.
Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa pegawai yang bekerja dalam tim bisa lebih efektif daripada yang bekerja secara individu (Jone et al, 2007). Alasan mengapa seorang individu menjadi lebih produktif bekerja dalam tim, dikarenakan individu dapat memperoleh atau meningkatkan keterampilan kerja yang bermanfaat melalui pembelajaran tanpa batas, kerja sama, dan bertukar pikiran dan berbagi pengalaman.
Dinamika Tim Kerja
Disamping hal-hal diatas, kita juga perlu memperhatikan bagaimana merespon dan menyinergikan perbedaan-perbedaan individu dalam membangun tim kerja yang efektif. Lebih lanjut kita perlu membahas tiga jenis peran individu dalam tim. Peran pertama adalah action oriented roles. Peran ini erat dengan tipe anggota tim yang senang untuk menggerakkan dirinya dan anggota lainnya untuk bergerak dan lebih aktif dalam menyelesaikan tugas. Peran kedua adalah people oriented roles. Peran ini dimiliki oleh anggota yang suka dihadapkan ketika berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Terakhir adalah peran thought oriented roles atau anggota tim yang gemar berpikir kritis dan pemikir.
Ketiga orientasi peran utama di atas menegaskan dominasi masing-masing yang terbagi menjadi subtipe berbeda yang kerap ditemui dalam dinamika tim. Peran-peran individu dalam tim terbagi menjadi Sembilan Peran dalam Belbin Team Roles, diantaranya adalah orientasi peran Action Oriented Roles dengan subtipe peran Shaper. Kekuatan dari jenis ini adalah menantang, dinamis, tumbuh dalam tekanan, memiliki tekad dan keberanian dalam menyelesaikan hambatan-hambatan. Kelemahan pada tipe ini adalah cenderung bersikap provokatif. Tipe peran Implementer memiliki kekuatan yakni disiplin, dapat diandalkan, konservatif, efisien, dapat mengubah ide menjadi tindakan. Sementara Kelemahan pada tipe ini cenderung tidak fleksibel dalam melakukan aksi.
Tidak diragukan lagi bahwa tim kerja memiliki dampak yang kuat terhadap kinerja pegawai dan masa depan organisasi berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh Osei Boakye bahwa tim sangat berharga dan bermanfaat untuk memfasilitasi proses pengembangan dalam organisasi dan untuk meningkatkan kinerja pegawai (Osei Boakye, 2015). Sederhananya, tujuan utama kerja tim adalah menerapkan metode yang efektif untuk meningkatkan kinerja kerja pegawai dan keterampilan serta bakat pribadi mereka yang sesuai dengan persyaratan pekerjaan. Bacon dan Balyton (2006) mengidentifikasi dua faktor penting yang mendorong keterampilan komunikasi antara anggota tim dan meningkatkan kinerja mereka mengenai konsep kerjasama tim, yaitu manajemen diri dan keterampilan interpersonal dalam tim.
Peran tim yang saling mendukung tentunya dapat meningkatkan dan mencapai hasil kerja tim yang signifikan. Setiap peran dalam tim memiliki kekuatan dan kelemahan. Dengan memahami hal itu dapat membantu Ketua Tim menciptakan tim yang lebih seimbang. Dimana saat menetapkan tanggung jawab kepada anggota tim, perlu menitikberatkan kepada kekuatan masing-masing anggota tim. Menurut Richard (1991), kerja tim sebagai kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang berbagi pekerjaan dan tanggung jawab untuk melaksanakan tujuan tertentu. Kerja tim memfasilitasi anggota tim untuk bekerja sama satu sama lain, meningkatkan keterampilan mereka, dan memberikan respons yang bermanfaat tanpa ada perselisihan diantara mereka (Jones et al, 2007).
Kecenderungan individu memiliki kekuatan di beberapa peran dan kurang mampu di beberapa peran lain. Oleh karenanya tidak ada peran tim yang lebih baik atau lebih penting dari peran lain. Hal terpenting bagi tim adalah apakah tim mendapatkan tugas dan tanggung jawab dari sejumlah besar peran yang diberikan, dan apakah profil umum tim memiliki kesesuaian dengan kebutuhan untuk mengerjakan tugas tersebut, atau tidak. Tim kerja dapat berjalan dengan baik tentunya tak lepas dari peran penting seorang leader.
Sumber :
https://yogyakarta.bkn.go.id/artikel/0/2023/06/mewujudkan-tim-kerja-yang-andal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar